Sunday, March 1, 2009

Emotional, Broken & Love



life. Pictures, Images and Photos

Ini bukan kisah klasik dari masa lalu
Hanya saja ini kisah layaknya lembaran foto noir yang seharusnya kuunggak di tong sampah depan rumah. Andai aku dapat memutar kembali waktu, namun itu cuma ungkapan gombal yang sering terdengar. Karena semua ini adalah kenyataan. Jika aku mampu mengubah semua kepahitan ini menjadi semanis gulali. Oh, bila dapat kopi pahit pekat itu kuberi gula, pasti akan lebih nikmat, apalagi ditambah susu segar. Namun hidup ini tak dapat diandaikan seperti secangkir kopi. Hidup ini seperti sebuah meja makan yang diatasnya terdapat banyak makanan dan minuman tentunya. Meja makan dan minum seharusnya lebih tepat! Secangkir kopi, segelas susu, sebotol madu, semangkok mie instan, sepiring nasi goreng, kau akan mengerti sendiri jika terkadang hidup sepahit kopi, maka sepiring nasi goreng cukup memuaskan hidupmu. Ya, terkadang dalam hidup kita merasa puas akan sesuatu hal!

Ini berhubungan erat dengan sesuatu.
Sesuatu yang terlintas di otakku saat ini hanyalah dia. Kau tahu dia siapa. Dia yang telah membuatku sangat cinta lalu perlahan tapi pasti meninggalkanku. Dia bukanlah pacarku. Lebih tepatnya sudah bekas! Andai ia bisa kubuang seperti barang bekas!
Seperti ia membuangku juga!
Itulah yang kuinginkan saat ini. Hal ini tak harus merugikan dirinya juga. Kasihan. Bila ia kena azab. Tuhan terlalu sayang padanya.
Aku hanya ingin membuang semua kenangan tentang dia. Lalu lupa semuanya!
Itu saja!!! Kedengarannya mudah! Karena hidup ini kenyataan. Tak segampang itu merubah pola otak yang didalamnya terdapat ingatan masa lalu. Kecuali jika aku hilang ingatan ataupun alzheimer. Tapi itu mustahil. Jikalau aku pun hilang ingatan, aku pasti cepat mati padahal aku belum membahagiakan orang-orang disekitarku. Dan alzheimer itu penyakit langka jika pada orang muda, kebanyakan penderitanya orang tua.
Sekali lagi hidup ini bukan reality show yang hanya dibuat-buat meski menggunakan embel2 "reality".

Aku hanya ingin lupa.
Lupa dia saja. Bukan lupa yang lain.

Hanya saja hidup ini beneran, bukan bohong-bohongan, dan aku tak mampu memutuskan sesuatu yang aku tidak tahu kelanjutannya. Kelanjutan hidupku siapa yang tahu. Cuma Tuhan yang tahu.

Aku hanya ber-angan ingin lupa dia. Itu saja.
Dan aku ingin berhenti sampai disini. Cape.

No comments:

Post a Comment

thank you for your comments.. Leave your blog :) I will visit back :D